Penerbit Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI) : Sebuah Ulasan
Oleh: Satuan
AIPI Unesa
Jeffrey
Beall selama beberapa waktu memuat Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI)
dalam Beall’s List-nya. Akan tetapi, dengan alasan banyaknya email yang
diterima institusi di mana ia bekerja, yang meminta Beall untuk mengeluarkan
MDPI dari daftar list penerbit predator, ia pun akhirnya mengeluarkan MDPI dari Beall’s List dengan
tetap memberikan catatan. Pada catatan akhir dari web tersebut, Beall meminta
para peneliti untuk membaca dua artikel terkait kemungkinan permasalahan
terkait etika penerbitan dan pertumbuhan jurnal-jurnal yang diterbitkan
MDPI.
Beberapa
pertimbangan dalam memilih jurnal tempat diseminasi hasil riset penelitian
adalah citra jurnal, reputasi, kecepatan penerbitan, dan peluang penerimaan.
Dalam hal penerbit MDPI, berdasarkan hasil investigasi Petrou (2018) seperti
yang dimuat dalam MDPI’s Remarkable Growth, tingkat
penerimaan artikel yang tinggi serta jangka waktu penerbitan yang cepat pada
manuskrip yang dikirim pada jurnal-jurnal terbitan MDPI menjadi hal yang perlu
dikhawatirkan. Termasuk hasil penelusuran García (2021) terkait MDPI (Journal
citation reports and the definition of a predatory journal: The case of the
Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI).
Beberapa hal
yang membuat publisher MDPI dicurigai adalah APC yang sangat tinggi, sekitar
$1500, untuk waktu proses penerbitan yang relatif cepat (38 - 50 hari saja).
Akan tetapi, CEO MDPI menekankan bahwa “we
are very, very careful in everything we do, and we must always have evidence of
a rigorous peer review process. Open Access publishers are always under the
suspicion of skipping the peer review just for the sake of making money. We cannot
afford to not conduct the peer review properly or to act unethically”
seperti yang dikutip dari hasil interview Christos Petrou (“kami sangat berhati-hati dalam segala hal yang kami lakukan, dan kami
harus selalu memiliki bukti dari proses peer review yang ketat. Penerbit Open
Access selalu dicurigai melewatkan tinjauan sejawat hanya demi menghasilkan
uang. Kami tidak mampu untuk tidak melakukan peer review dengan benar atau
bertindak tidak etis”, trans.). Sehingga, sebaiknya ketika
researcher ingin mengirimkan artikel pada jurnal-jurnal yang diterbitkan MDPI
patut diwaspadai.
Terkait tingkat
sitasi artikel yang diterbitkan tahun 2015-an, berdasarkan hasil penelitian
Petrou (2018) yang dilansir di laman MDPI’s Remarkable Growth, tingkat
sitasi artikel-artikel tergolong rendah. Namun, angka sitasi telah
meningkat dan terus meningkat pada tahun 2019, walaupun masih perlu dilakukan
pengecekan Impact Factors yang direlease tahun 2021 dan 2022.
Terkait hal yang
disebutkan di atas, Satuan Artificial Intelligence dan Publikasi Ilmiah (AIPI)
Universitas Negeri Surabaya menyarankan Bapak/Ibu untuk melakukan penelusuran
dari beberapa sumber terhadap jurnal dan penerbitnya sebelum men-submit
manuskrip, terutama terkait kewajaran APC, jumlah paper yang diterbitkan di
satu periode, proses peer review, dan reputasi jurnal (ada kontroversi atau
tidak).
Bisa menghubungi
beberapa penulis atau diskusi dengan rekan sejawat untuk meminta pertimbangan.
Bapak/Ibu juga dapat mengecek keberadaan jurnal pada scopus.com, di antara hal
lain.
Referensi:
Beall’s List of
Potential Predatory Journals and Publishers. (n.d.). Excluded – decide after reading. https://beallslist.net
Petrou,
C. (2020, August 10). “Guest
Post - MDPI’s Remarkable Growth. The Scholarly Kitchen. https://scholarlykitchen.sspnet.org/2020/08/10/guest-post-mdpis-remarkable-growth/
García, M. Á. O.
(2021). Journal citation reports and the definition of a predatory journal: The
case of the Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI). Research Evaluation, 30(3), 405–419.
https://pak.kemdikbud.go.id/portalv2/jurnal-predator/
Salam Kolaborasi
dan Inovasi
Satuan AIPI Unesa
Share It On: